Kuantitas Air di Indonesia Sangat Mencukupi
Indonesia dianugerahi curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Kondisi tersebut membuat kebutuhan air sangat mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Indonesia. Permasalahan saat ini bukan dari segi kuantitas, melainkan dari sisi kualitas air yang semakin buruk.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya dalam acara Talkshow Metro TV di Studio Bursa Efef Indonesia (BEI), Selasa (7/8). Selain Dirjen Cipta Karya bertindak sebagai narasumber yaitu Kristian Purba salah satu Anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional.
Menurut Budi, kualitas air sungai sebagai sumber air baku cenderung semakin menurun akibat pencemaran air limbah rumah tangga, perkotaan, industri dan banjir akibat kerusakan lahan dan hutan di daerah tangkapan air. Akibatnya, air yang jumlahnya banyak ini tidak bisa dimanfaatkan dan butuh biaya yang tinggi untuk mengubahnya menjadi air bersih.
“Jika kualitas air bagus, dengan hanya mengadalkan air permukaan saja tanpa menggunakan air tanah sebenarnya sudah cukup mencukupi. Sementara untuk daerah-daerah yang kering kita bisa menyuplainya atau dengan program SPAM IKK,” kata Budi.
Selain itu dari sisi penggunaan dan efisiensi, menurut Budi, saat ini masih banyak pemakaian air tanah untuk industri yang berlebihan atau over eksploitasi. Dia berharap pemerintah kabupaten/kota selaku pihak yang berwenang dapat memberikan sanksi kepada industri yang melanggar.
Budi menambahkan, kualitas air baku yang menurun ini juga disebabkan oleh perilaku masyarakat dan juga industri yang membuang limbah secara sembarangan. Selain itu, juga masih banyak rumah tangga yang belum memiliki akses fasilitas sanitasi yang layak.
“Untuk prasarana dan sarana masyarakat menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakan, namun untuk Industri wajib menyediakan sendiri,” tambah Budi.
Target MDGs
Terkait target MDGs, Budi Yuwono optimis target pembangunan millennium (MDGs) 2015 berupa cakupan layanan air minum nasional 68,87 persen dapat tercapai. Saat ini cakupan nasional sudah mencapai 53,26 persen. Dengan berbagai program dan kebijakan yang dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya, Budi yakin target tersebut dapat tercapai.
“Dukungan dari sektor swasta sangat bagus, kemarin kita baru saja meresmikan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum-red) Tangerang. Kerjasama CSR (Corporate Social Responsibility-red) kita dengan swasta juga berkembang cukup baik, disamping program-program Cipta Karya yang kita lakukan,” kata Budi. (dvt)