“Warung Jamu”, Tantangan Dalam Manajemen Pengelolaan Air
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya air (SDA) terbesar kelima di dunia dengan cadangan SDA sebesar + 3900 miliar m3/ tahun. Namun yang dapat dimanfaatkan dengan memperhatikan probabilitas keberadaannya secara temporal hanya sebesar + 690 miliar m3/tahun.
"Dari jumlah tersebut baru sekitar 25% yang sudah dimanfaatkan. Sementara dimanfaatkan untuk kebutuhan air baku, rumah tangga, kota dan industri hanya sekitar 5% dari jumlah air yang sudah dimanfaatkan, dan selebihnya dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi,"tutur Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto saat memberikan pengarahan saat pembukaan Lokakarya SDA Wilayah Sungai (WS) dalam Peningkatan Kinerja Pengelolaan SDA (14/5).
Lokakarya tersebut dilaksanakan, masih dalam rangka Peringatan Hari Air Dunia XXII Tahun 2014.
"Empat tantangan dalam menangani masalah manajemen pengolahan air ini yaitu warung jamu yaitu waktu, ruang, jumlah dan mutu,"kata Djoko.
Djoko menjelaskan tantangan pertama yaitu waktu, dimana kemampuan me manage air ketika jumlah air melimpah pada saat kita belum membutuhkan dan juga memanage air yang banyak tersebut agar pada saat kekurangan dapat memenuhi kebutuhan akan air.
Kedua, adalah Ruang, yaitu bagaimana memanage air yang jatuh di tempat tertentu sehingga dapat dimanfaatkan dimanapun dan digunakan secara merata. Ketiga adalah jumlah, yaitu bagaimana memanage air yang datang dalam jumlah yang besar disaat kita tidak membutuhkan banyak dan bagaimana memanage air tersebut sehingga dapat digunakan saat kita membutuhkan air dalam jumlah yang banyak.
Terakhir, yaitu tantangan mutu, dimana saat kita membutuhkan air bersih untuk air baku sedangkan yang datang adalah air yang kotor.
"Untuk mengelola air tersebut, itu unitnya adalah wilayah aliran sungai atau wilayah sungai, jadi yang paling bagus mengelola sungai itu unitnya Daerah aliran sungai, bagaimana DAS tersebut kita kelola sebaiknya agar manfaat air jadi optimal dan berkelanjutan,"tambah Djoko.
Pengelolaan SDA yang berkelanjutan, kata Djoko, membutuhlan pendekatan terpadu berbasis DAS atau Wilayah Sungai (WS) yang dikenal dengan istilah Integrated Water Resources Management.
"Pengelolaan SDA Terpadu adalah suatu proses yang mengintegrasikan pengelolaan air, lahan dan sumber daya terkait lainnya secara terkoordinasi dalam rangka memaksimalkan fungsi social, ekonomi dan llingkungan hidup agar dapat diwujudkan secara selaras dan berkesinambungan,"tambah Djoko.(nrm)
Sumber : pu.go.id